Analisis Data Kategorik - Studi Cross Sectional
STUDI KASUS
Sejumlah peneliti di bidang epidemiologi
menduga bahwa kebiasaan merokok merupakan faktor resiko hipertensi. Untuk
mendukung pernyataan tersebut diadakan penelitian dengan mengambil sampel
sebanyak 220 orang. Dari hasil penelitian tersebut, diketahui sebanyak 118
orang mengalami hipertensi. Sebanyak 115 orang tidak mempunyai kebiasaan
merokok dan 75 orang diantaranya tidak mengalami hipertensi.
a. Desain penelitian apa
yang digunakan?
b. Dapatkah disimpulkan bahwa kebiasaan
merokok akan meningkatkan resiko terkena hipertensi secara signifikan?
JAWAB :
Pengaruh kebiasaan merokok terhadap peningkatan resiko terkena hipertensi
a. Desain penelitian apa
yang digunakan?
Desain penelitian yang digunakan
adalah desain cross-sectional. Karena desain ini merupakan rancangan studi yang
mempelajari hubungan antara kebiasaan merokok dengan peningkatan resiko terkena
hipertensi dengan cara mengamati status keduanya secara serentak pada individu
atau unit pengamatan dari populasi tunggal pada suatu saat/periode tertentu.
Dalam hal ini yang menjadi ciri adalah jumlah total sampel bersifat fixed
dipilih secara random dari suatu populasi dan kemudian tiap subjek
diklasifikasikan menurut paparan dan penyakitnya.
b. Dapatkah disimpulkan bahwa kebiasaan
merokok akan meningkatkan resiko terkena hipertensi secara signifikan?
Tabel Kategorik
Hipertensi
|
Total
|
|||
Ya
|
Tidak
|
|||
Merokok
|
ya
|
78
|
27
|
105
|
tidak
|
40
|
75
|
115
|
|
Total
|
118
|
102
|
220
|
ANALISIS TABEL KATEGORIK
Dari hasil pengolahan data SPSS diperoleh output sebagai berikut:
Tabel diatas merupakan ringkasan data dan nilai frekwensi harapan.
Ø
Dari 105 orang yang merokok, 78 diantaranya
mempunyai penyakit hipertensi dan 27 orang tidak. Demikian juga untuk 115 orang
yang tidak merokok, 40 orang terkena hipertensi dan 75 tidak.
Ø
Tidak ada sel yang mempunyai nilai frekuensi
harapan kurang dari 5, maka inferensi menggunakan statistik uji Chi-square.
Statistik uji chi-square ditampilkan sebagai berikut :
Uji Hipotesis
Ho : Tidak ada hubungan antara kebiasaan merokok dengan peningkatan resiko
hipertensi.
H1 : Ada hubungan antara kebiasaan merokok dengan peningkatan
resiko hipertensi.
Tingkat Signifikansi
Alpha = 0,05
Statistik Uji
X2hitung = 34,442
p.value = 0,000
Daerah Kritik
Ho ditolak jika X2hitung
> X20,05;1(3,84) atau p.value < alpha (0,05)
Kesimpulan
Karena X2hitung (34,442)
> X20,05;1(3,84)
atau p.value(0,000) < alpha(0,05), maka Ho ditolak. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kebiasaan merokok
dengan peningkatan resiko terkena hipertensi.
Kekuatan/keeratan hubungan antara dua variabel tersebut dapat dilihat pada
tabel Risk Estimate sebagai berikut :
Ø
Pada tabel output diperoleh nilai estimasi OR
= 5,417 ≈ 5, artinya seseorang yang punya kebiasaan merokok beresiko terkena hipertensi
5 kali lebih tinggi dibandingkan dengan yang tidak mempunyai kebiasaan merokok.
Hal ini juga menunjukkan hubungan yang bermakna antara kebiasaan merokok dengan
penyakit hipertensi karena nilai estimasi OR-nya melebihi 1. Interpretasi untuk
RR analog dengan OR. Untuk RR nilai estimasinya sebesar 2,136 ≈ 2, artinya
seseorang yang mempunyai kebiasaan merokok beresiko terkena penyakit hipertensi
2 kali lebih besar dibandingakan dengan seseorang yang tidak mempunyai
kebiasaan merokok.
Ø
Interval konvidensi 95% untuk OR sebesar 3,027
≤ OR ≤ 9,694 yang tidak melewati angka 1, menunjukkan adanya hubungan yang
bermakna antara kebiasaan merokok dengan penyakit hipertensi. Analog untuk
interpretasi interval konfidensi RR yaitu 1,623 < RR < 2,810 yang tidak
melewati 1.
Ø
Maka
dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa kebiasaan merokok akan
meningkatkan resiko terkena hipertensi secara signifikan.
Komentar
Posting Komentar